Berani banget kamu ngehina kakak gue? Mau mati, ya? Dasar anak haram!"
Plak! Plak! Plak!
Tiga tamparan keras mendarat di pipi seorang cewek kecil, kurus, sawo matang, rambut hitam. Dia jatuh ke lantai karena kaget, terus langsung berlutut, meskipun rasa sakitnya bikin meringis.
"Maaf. Aku minta maaf banget. Tolong maafin aku. Aku nggak akan ngulangin lagi," mohonnya sambil nundukin muka ke tanah.
Pakaiannya udah lusuh dan warnanya pudar. Rambutnya kusut penuh debu dan nutupin mukanya.
Seluruh badannya penuh luka dan memar. Beberapa bekas luka yang baru sembuh dari pukulan semalem kebuka lagi.
Sakit banget, sih?
Dia belum makan dari kemarin sore, dan sekarang udah hampir malem. Dia udah lemes banget sebelum kena pukulan ini.
"Tolong kasihanin aku. Aku bodoh. Tolong, kasihanin!" teriaknya dengan suara serak.
Orang yang mukulin dia itu anak Gamma, William Woods.
Dia cuma salah satu dari banyak anggota kawanan yang mukulin dia, entah buat seneng-seneng atau buat ngilangin stres. Dia kayak samsak buat mereka. Ada juga yang pake alasan basi buat mukulin dia.
Dia nggak bisa ngelawan. Dia nggak punya tempat buat pergi dan nggak bakal bisa bertahan di luar kawanan, karena dia udah jadi gelandangan.
Dia udah di sini selama yang dia inget. Dia bukan anggota kawanan ini. Terus gimana dia bisa ada di sini?
Biar aku ceritain sedikit sejarahnya.
**********
"Lavana, sayang! Sini. Makan dulu," panggil Ibu Lavana dari dapur.
"Iya, mama!" seorang anak kecil umur sekitar 4 tahun dengan rambut hitam diikat dua kuncir kecil, karena rambutnya pendek, lari ke dapur dan meluk kaki kiri mamanya.
"Nggak sabar mau makan masakan mama. Baunya enak banget," kata si kecil.
"Hmmn! Nggak yakin kamu suka, deh. Putri mama pasti pura-pura," goda sang ibu.
"Nggak, nggak, nggak! Aku serius, mama. Biar aku tunjukkin kesungguhanku," si kecil berhenti meluk kakinya dan mundur 2 meter dari mamanya.
"Liat, nih!" katanya terus mulai nari.
"Wah! Mama liat kesungguhanmu. Sini, mama peluk sang putri," mama jongkok dan ngebuka tangannya.
Lavana lari langsung ke pelukannya dan naruh tangan kecilnya di leher mamanya.
"Aku sayang mama, Mummy!" dia cekikikan.
"Iya, Lavana-ku paling sayang sama mama, ya kan?"
Tiba-tiba, ada suara tembakan barengan sama lolongan.
Satu teriakan terdengar.
"Prajurit, kawanan diserang!"
Mama gemetar dalam hatinya, tapi berusaha buat nggak nunjukkin kekhawatirannya di depan anak kecil itu.
"Mummy, ada apa?" tanya Lavana.
"Nggak apa-apa kok. Cuma lalat-lalat kecil. Jangan khawatir, Ayah sama prajurit kuat lainnya bakal usir mereka dari sini. Gampang banget kok. Sekarang kenapa kamu nggak sembunyi di kamar rahasia sementara mummy pergi liat pertempuran. Janji, deh, aku bakal ceritain bagian-bagian yang seru," kata mama.
"Oke, mummy," anak kecil itu ngelepas pelukannya dan mamanya ngasih dia makanan.
"Kamu harus makan di dalem, ya... terus ini... kamu bisa main game di HP mama buat ngisi waktu. Gimana?"
"Mama, aku mau main Candy Crush terus dandan-dandanan Putri."
"Oke! Apa aja yang kamu mau mainin, boleh kok."
"Boleh nari juga?"
"Boleh. Tapi jangan keras-keras musiknya," mama memperingatkan.
"Oke, mummy," si kecil ngangguk dan mamanya nyium keningnya.
"Ayo!"
>>>>>>
Setelah nyembunyiin si kecil di kamar rahasia bawah tanah, mama mempersiapkan diri buat keluar rumah.
"Brandon, cintaku, maaf ya, tapi aku nggak bisa ninggalin kamu sendirian di luar sana. Aku harus nggak nurut sama kamu kali ini," katanya sambil matanya berubah abu-abu.
Dia berubah jadi serigala hitam dan lari keluar.
Dia liat kalau pihak mereka kalah. Suaminya udah meninggal bareng yang lain. Cuma beberapa yang masih berantem, tapi mereka udah luka parah.
Dia netesin air mata dan matanya jadi merah.
"Mending aku bawa kalian semua mati aja," dia nyerbu para penyerbu dan mulai ngebunuh banyak dari mereka. Tapi salah satu dari mereka berhasil gigit lehernya.
Dia jatuh ke tanah dan berubah lagi jadi manusia. Rambutnya nutupin mukanya.
Dia ngeliat para penyerbu yang juga udah balik ke wujud manusia.
"Kalian nggak bakal lolos dari ini, Alpha Blake. Pembalasan akan datang buat kalian. Aku bersumpah," teriaknya.
"Tutup mulutnya. Udara jadi nggak seger lagi," kata pria berotot berambut merah dan bermata hijau.
"Siap, Alpha!" jawab salah satu penyerbu yang selamat, anak buah Alpha yang menang.
Dia jalan ke arah wanita yang mulai mundur.
"Kalian itu kawanan yang menyedihkan, lemah. Kami minta kalian ngasih kami sebagian tanah kalian, dan kalian bakal dapet uang. Tapi kalian bilang itu tanah leluhur kalian. Nggak bisa dikasih, kan? Sekarang liat kalian. Cuma sisa 7 orang. Dan bahkan begitu, nggak ada satupun dari kalian yang bakal hidup sampe besok. Ini bisa dihindari. Sayang banget banyak orang tolol di dunia ini," kata Alpha dengan rasa kasihan palsu di matanya.
"Kalian nggak bakal lolos dari ini. Kalian nggak bakal!" teriaknya dan berusaha berubah, tapi nggak bisa. Luka gigitan di lehernya belum sembuh.
"Berhenti berjuang, wanita," kata anak buah Alpha penyerbu dan megang lehernya. Dia berjuang, tapi akhirnya nyerah karena nggak kuat lagi.
Anak buah Alpha juga ngebunuh 6 prajurit lainnya yang hampir nggak bisa berdiri.
"Selamat, tanah ini sekarang milik kalian," anak buah itu berlutut dan membungkuk bersama 50 prajurit lainnya.
"Selamat, Alpha!" mereka bersorak.
"Alpha Blake tersenyum dan nyuruh mereka berdiri.
"Bersihin tempat ini. Minggu depan, kita pindahin beberapa anak anjing ke sini."
"Siap, Alpha!" anak buah bersorak lagi.
"Alpha, ada satu orang yang sembunyi," suara baru terdengar.
Itu Beta Alpha Blake, Lucas Syner, yang berambut pirang.
Dia nyeret seorang gadis yang nangis dan berjuang buat lepas dari dia, tapi nggak bisa.
"Lepasin aku! Lepasin aku, orang jahat!" dia menangis.
"Bawa dia ke aku," komentar Alpha Blake.
Beta melempar Lavana ke kaki Alpha.
Dia kemudian memindai dia dengan matanya yang udah berubah merah.
"Dia omega!" dia mengumumkan. "Ayo kita simpan dia sebagai piala kita. Dia bakal jadi budak dan samsak buat kawanan kita. Ini sebagai kompensasi kecil karena kehilangan prajurit kita yang tercinta," katanya dan menendang anak itu di perut.
Dia terbang karena kaget dan jatuh di antara mayat anggota kawanannya.
Dia mulai menangis tersedu-sedu.
"Mummy... kamu di mana? Sini, selamatkan aku... mummy!" dia menangis sambil nyemburin darah.
Dia ngeliat mayat-mayat itu dan nemuin Ayahnya dan Ibu Lavana udah mati dan terpisah satu sama lain.
"Nggak!" dia menangis.
Saat itu, Beta datang ke arahnya dan dia mulai mundur.
Dia ngeliat teman bermainnya, Austin Cararner, anak Gamma yang udah janji mau nikahin dia bercanda kemarin. Dia juga udah mati. Sama kayak yang lain. Dia satu-satunya yang masih hidup. Nggak, dia nggak mau mati di tangan mereka. Dia mau hidup supaya dia bisa balas dendam.
"Sayang, kalau kamu terus mundur, aku nggak punya pilihan selain ngabisin kamu," kata Lucas.
"Jauhin aku. Kamu jahat. Kamu ngebunuh orang tua aku. Kamu ngebunuh Austin. Aku benci kamu. Aku benci kalian semua," dia berteriak dan berhasil berdiri.
"Suatu hari, aku bakal balas dendam kawanan aku," dia bersumpah pada dirinya sendiri dan mulai lari sekuat tenaga.
Lucas dengan mudah menangkap dia kembali ke Alpha yang ngasih dia tamparan keras, yang bikin dia nyembur darah dan 3 giginya copot.
"Lepasin aku..." Alpha nampar dia lagi.
"Ini kehidupan yang bakal kamu jalani sampe kamu mati, nak. Ikat dia dan bawa balik ke kawanan. Kalian yang lain, bersihin kekacauan ini!" dia memerintah, dan mereka membungkuk.
"Siap, Alpha!" mereka bersorak, dan Alpha Blake meninggalkan tempat kejadian.
Lavana ngeliat dia pergi dan menangis.
Dia ngeliat balik ke anggota kawanan yang udah mati. Ibu dan Ayahnya bahkan nggak bisa saling sentuh dalam kematian mereka. Austin dan mamanya juga mati. Dia satu-satunya yang tersisa...
Dia bakal dipukulin di kawanan baru tempat dia bakal dibawa. Dia bakal jadi budak... gimana hidup bisa jadi kayak gini.
Beberapa menit yang lalu, dia lagi main game terus nari dengerin musik dari earphone mamanya. Dia lagi seneng-seneng makan makanan buatan mamanya juga. Siapa yang tau itu bakal jadi terakhir kalinya dia ngerasain kebahagiaan?
>>>>>>>>>>
Raltonpack.
Ini kawanan Alpha Blake. Kawanan terkuat kedua dalam daftar kawanan elit yang disimpan oleh dewan serigala.
Lavana diperkenalkan ke kawanan sebagai piala dan samsak. Nggak ada yang boleh kasihan sama dia.
Sejak saat itu, siapa aja yang pengen mukulin dia, bakal nyamperin dia.
Awalnya dia berusaha melawan, tapi sekarang, dia udah nyerah. Melawan berarti lebih banyak pukulan yang butuh waktu lebih lama buat sembuh.
Sebagai omega yang belum berubah, penyembuhannya paling lambat!
**************
Setelah anak Gamma puas mukulin dia, dia pergi dan dia jatuh ke lantai karena sakit dan kelelahan.
Dia udah nggak punya air mata lagi buat ditetesin. Seluruh badannya gemetar.
Dia berusaha merangkak ke sudut ruangan super kecil yang dia dapet buat tinggal sejak hari dia dibawa ke kawanan sialan ini.
Nggak ada jendela atau pintu buat ngelindungin dia dari nyamuk dan binatang merayap lainnya.
Dia pake kain yang dibuang sama salah satu omega sebagai gorden, dan itu aja.
Dia buka kantong plastik dan ngambil beberapa herbal kering yang ngebantu dia buat sembuh lebih cepet. Dia nemuin ini 4 tahun lalu dan mulai ngeringinnya supaya dia bisa ngunyahnya setiap hari. Rasanya pahit banget tapi efektif.
Hai, aku seneng banget kamu mampir buat liat buku ini. Tolong tambahin buku ini ke perpustakaan kamu. Dan pastikan buat ninggalin komentar dan kasih tau aku apa yang kamu rasain.