Sudut Pandang GULAAB
"Putri,"
seorang petugas berhenti di depanku, ngos-ngosan pas lari nyamperin aku.
Aku langsung berdiri dari kasur.
"Dia minta apa?" tanyaku, mata waspada banget.
"Putri, dia minta kamu sebagai hadiah dari Yang Mulia," jawabnya sambil nundukin pandangan.
Jantungku berdetak gila-gilaan waktu aku masukin kaki ke sepatu buat lari.
"Tapi, Raja bisa nolak," dia mengingatkanku sambil ngernyitkan alis.
"Dia bakal bunuh semua orang kalau gitu," kataku sambil narik sedikit rokku buat lari.
Keluar dari kamarku, lari ngelewatin lorong-lorong Istana, aku dengan malu masuk ke Pengadilan Kerajaan dan memotong.
"Aku siap,"
Rasanya kayak, aku udah mau pingsan karena lari-larian ini dan lemes karena usaha bunuh diri yang gagal kemarin.
Aku fokus ke napas dan ngintip dari balik cadarku ke orang yang minta aku sebagai hadiah buat nebus perbuatannya nyelamatin abangku.
Tingginya jauh di atasku. Badannya atletis kayak prajurit, bahu lebar, badan kokoh tapi aku gak bisa lihat mukanya karena wajahku ketutup cadar.
Yang aku tahu cuma aku gak bisa nolak apa yang dia minta karena dia Raja dan dia punya kuasa buat ngehancurin semua orang dan aku gak mau itu terjadi.
"Lo ngomong apa sih Gulaab? Lo tahu dia musuh kita dan dari wilayah dan Agama yang beda." Abangku nyamperin aku.
Aku natap dia. Aku gak bisa cerita dan jelasin apa pun ke dia. Aku gak bisa kasih tahu alasannya ke dia. Air mata jatuh dari mataku.
"Aku tahu, Bhai saheb. Tapi, tolong coba ngertiin. Aku mau nikah sama dia... Tolong!" Aku memohon padanya. Hati ku menjerit kencang dengan fakta bahwa orang itu bisa ngelakuin apa aja buat dapetin apa yang dia mau.
Aku gak pernah lihat dia, aku gak kenal dia, bahkan aku gak tahu namanya tapi yang aku tahu cuma niatnya dan dalam kondisi apa pun, aku gak bisa biarin dia menang.
Kalau aku harga buat nyelamatin abangku, ya udah, aku bayar.
"Ada apa? Gulaab, Kenapa tiba-tiba? Kalau kamu mau nikah. Kita bisa cari Pangeran dari budaya kita dan yang aku kenal lebih baik." Abangku kelihatan khawatir dan gak senang sama apa yang aku bilang.
"Gak, gak, gak, gak, Bhai Saheb! Tolong coba ngertiin. Tolong jangan bilang 'Nggak' buat lamarannya. Aku mohon sama kamu, Bhai Saheb!" Aku bener-bener memohon padanya dan air mata jatuh dari mataku.
Inilah akhirnya, aku udah ngelewatin semua batas rasa malu dengan menerima lamaran di Pengadilan Kerajaan tapi aku gak bisa nolak Lamaran itu.
"Kamu yakin? Gulaab! Kamu mau pernikahan ini? Kamu gak ngelakuin semua ini karena marah kan?" Dia nanya lagi dengan suara pelan dan khawatir sambil ngebawa aku ke sudut Pengadilan Kerajaan.
Aku adalah anak perempuan Raja yang lagi duduk di tahta sekarang, aku adalah adiknya Pangeran Kerajaan kita. Aku Putri sialan tapi gak berdaya sama sekali saat itu. Aku bahkan gak bisa cerita ke keluargaku.
"Bhai Saheb! Apa aku kelihatan marah di mata kamu?" Aku pegang tangannya dan suaraku gemetar dan ketakutan seolah napas ku selanjutnya tergantung pada hal ini.
"Gulaab, Apa ada sesuatu yang harus aku tahu?" Dia nanya lagi.
Aku natap dia, mata memohon dan aku bergumam.
"Bhai Saheb, Tolong coba ngertiin, AKU MAU NIKAH SAMA ORANG INI,"
~~~
1628, Mahabaleshgarh. Kekaisaran yang sangat kaya dan dominan di seluruh Hind. Mereka gak pernah kalah dalam pertempuran selama beberapa abad terakhir. Awan kebanggaan dan dominasi mereka menutupi langit dari utara ke seluruh selatan dan dari timur ke barat. Dan Kekaisaran paling kuat dan kaya di seluruh Hind menikmati kerajaan mereka dengan damai pada masa itu. Kerajaan dan dominasi mereka berteriak keras pada semua kekaisaran lain karena mereka gak pernah kalah perang dalam seratus lima puluh tahun terakhir. Raja dan Pangeran yang kejam dianggap paling kejam kalau udah soal ngehancurin Musuh mereka.
Tapi, mereka gak tahu apa-apa tentang konspirasi besar yang lagi lahir di belakang mereka. Mereka dengan senang hati ngadain pertemuan kerajaan mereka hari ini. Itu hari yang cerah, berangin, dan mereka juga punya tamu di Kekaisaran mereka, Sultan Rafiq Sulaiman
Sultan udah melakukan perjalanan ribuan mil dari Arab ke Hind dengan rencana buat ngehancurin Mahabaleshgarh. Dan buat mulai pelaksanaannya, dia bertindak sebagai penyelamat pangeran Mahaleshgarh dari sekelompok perampok. Jelas, dia nyuruh perampok itu buat muncul di hadapan Raja Agung. Dan sebagai gantinya karena udah nyelamatin Pangeran Mahabaleshgarh, Raja Mahableshgarh minta dia buat minta sesuatu sebagai balasannya. Wajah Sultan tinggi pas dia minta sesuatu di depan semua orang di pertemuan Pengadilan Kerajaan, gak bisa ditebak oleh semua orang.
Waktu mereka mikirin uang, emas, perhiasan, dan istana. Dia minta kebanggaan Mahabaleshgarh dan hati Pangeran Rajvardhan.
Dia ngomong keras.
'AKU MAU PUTRI KAMU SEBAGAI HADIAH, YANG MULIA'
Semua orang berdiri dan banyak pedang keluar dari sarungnya, menciptakan suara berdecit logam saat dia selesai dengan lamaran puitisnya. Dia pasti udah dibunuh sekarang karena dia minta sesuatu yang Berharga dan sesuatu yang dianggap sebagai kebanggaan Mahabaleshgarh. Putri Gulaab, Anak perempuan Raja dan adik Pangeran Rajvardhan.
Dia minta pernikahan dengan putri Mahabaleshgarh dan semua orang hampir ngebunuh dia.
***
Dia adalah anak Raja yang sensitif, polos, dan hancur. Dia berharga, lembut, dan bayi buat abangnya. Dia adalah putri Mahabaleshgarh yang cantik, gak banyak ngomong, dan terluka.
Orang-orang Kekaisaran belum pernah melihatnya terlalu sering karena dia jadi pendiam setelah kejadian dalam hidupnya. Dia gak punya kekuatan buat percaya sama siapa pun dengan mudah. Dia takut sama pengkhianatan, kebencian, dan patah hati. Namanya berarti Mawar dan situasinya paling menggambarkan Mawar Berdarah.
Sementara di sisi lain, Sultan Rafiq itu kayak teka-teki. Hatinya, kedamaiannya, pelipur laranya, fokusnya, dan dedikasinya cuma buat jadi raja dua benua Arab dan Hind. Ide yang dia punya buat memerintah Hind adalah membunuh Pangeran dan raja Mahabaleshgarh baik dalam perang, dalam politik keluarga, atau dengan cara lain apa pun.
Hidupnya lurus karena tujuannya jelas. Dia gak pernah cinta, peduli, atau tinggal sama keluarganya. Pikiran dan jarinya begitu tajam sehingga dia bisa dengan mudah ngelakuin apa yang dia pikirkan tanpa bahkan bikin siapa pun tahu, tapi.
Ada seseorang, yang dapat petunjuk dan narik roknya sedikit ke atas buat lari secepat yang dia bisa. Suara bel gelang kakinya memenuhi lorong-lorong Mahabaleshgarh saat dia lari dari kamarnya ke Pengadilan Kerajaan.
Dia denger lamaran dari kejauhan dan naik tangga pengadilan dengan cepat. Dia gak mikir dua kali, dia gak memproses semuanya dengan benar. Satu-satunya hal yang terasa benar buat dia adalah "ya".
Dia ngomong keras.
"Ya, aku siap"
Semua orang kaget. Gak ada yang bisa percaya dan bisa ngerti alasan di balik lamaran sultan dan penerimaan Putri.
Dan ada satu orang yang berdiri lebih dari kaget, Sultan Rafiq sendiri. Dia bahkan gak kenal dia, gak pernah lihat dia dan wajahnya jelas bilang kalau rencananya dibalik oleh sang putri.
Seluruh Kekaisaran sibuk dalam persiapan pernikahan putri mereka tapi hanya putri yang tahu apa yang dia pikirkan dan apa yang bikin dia bilang ya.
Ngomong ya bisa berarti kematian, siksaan, kebencian, pemerkosaan, atau apa pun. Dia gak tahu apa yang bakal menunggunya di depan. Dia siap buat pergi jauh dari Kekaisarannya ke miliknya dan alasannya masih belum diketahui siapa pun.
~~~
Ini adalah perjalanan Putri Gulaab dari Mahabaleshgarh ke kekuasaan sultan. Dia gak sadar apa yang sultan pikirkan tentang dia, dia gak sadar gimana dia bakal diperlakukan di sana. Dia gak tahu apa pun tentang sultan tapi dia sadar satu hal. Dia tahu bahwa dia adalah satu-satunya yang bisa nyelamatin abangnya dan Kekaisarannya.
Dia udah hancur dan yang dia peduli cuma gak ada apa-apanya. Dia adalah seseorang yang kematian gak bisa nakutin lagi. Dia jadi Mawar berdarah yang berbisa dan sultan jelas benci sama Mawar.
CERITA INI MENGANDUNG KONTEN DEWASA DAN ADEGAN INTIM!!!