ADELE P.O.V
'Berani sekali kamu ngomong gitu ke aku! Apa kamu lupa aku ini ayahmu, atau kamu udah nggak waras?' Ayahku membentak dengan marah.
'Dan kamu nggak malu nyebut diri sendiri ayah? Dengar sini, Tuan Clerk, aku masih kasih hormat sedikit sebagai ayahku, karena ibu, kamu tuh nggak tahu malu! Coba lihat cewek yang kamu bawa pulang itu.' Kataku dan ayah yang katanya, langsung ngakak.
'Kamu cemburu sama kecantikannya?' Dia nanya dengan sarkasme. Kayak, bisa bayangin omong kosong itu? Ya Tuhan! Nggak ada lagi yang nggak bakal aku lihat di hidup ini.
'Kamu baru aja bilang ini cantik?' Aku mencibir nggak percaya dan meludah ke lantai.
'Iya, aku lebih cantik dari kamu, dasar bodoh!' kata bîtchès itu sambil memutar mata. Tunggu! Dia baru aja ngomong sama aku? Ya Tuhan, tolong aku dari ini, aku bakal kirim salah satu anakmu balik rumah buat ketemu kamu.
Ngebanting tas di meja, aku nyamperin bîtchès itu, dan jambak rambutnya dengan agresif, narik sekuat tenaga, sementara dia meringis kesakitan.
'Nggak malu kamu? Cewek seumuran kamu pacaran sama cowok, udah tua banget buat jadi ayahmu.' Aku menggeram, sambil narik dia dari rambutnya.
Ayahku mendekatiku, terus nampar pipiku dengan keras, yang bikin aku terguling di lantai.
'Kamu baru aja nampar aku karena bîtchès ini?' Aku nanya dengan marah, sambil berusaha berdiri.
'Adele, cukup!' Ibu menyela.
Melihat pria jahat itu, berdiri di depanku, kebencian begitu meluap, aku pengen cekek dia sampai mati, aku pengen banget bangun suatu hari, dan denger berita kematiannya. Pernah nggak kamu benci seseorang, sampai pengen mereka mati? Aku ragu.
'Tau nggak? Aku benci kamu. Dan kamu, aku belum selesai sama kamu bîtchès! Di mana pun kamu ketemu aku, lari aja buat selamatkan nyawa, karena kamu nggak bakal seberuntung hari ini. Bîtchès!' Aku meludah dengan marah, sebelum berbalik mau pergi dari orang-orang menjijikkan itu, tapi orang tua itu manggil aku balik.
'Balik sini.' Dia manggil.
Berhenti di tempat, aku berbalik menghadap dia, dengan tangan di pinggang, nunggu omongan atau perbuatan sampah apa lagi yang mau dia lakuin.
'Kapan kamu ambil gaji kamu?' Dia nanya dan aku langsung ngakak. Oke, pikiran ini udah nggak bener. Apaan sih! Gaji? Pasti dia mabuk atau gimana.
'Gaji yang mana? Yang kamu sama aku kerjain?' Aku nanya.
'Bilang kalau kamu udah ambil gaji, aku mau pakai buat sesuatu yang penting.' Katanya dan pergi sama cewek yang dia bawa pulang semalem.
Oke ini gila, apa dia serius sekarang?
'Adele, kamu harusnya udah tau gimana orangnya ayahmu.' Ibu, yang cuma ngomong sekali sejak drama itu, akhirnya buka suara.
'Ibu, apa kita nggak bisa pindah dari rumah ini demi dia?' Aku nanya.
'Nggak! Aku nggak bisa pindah, keluarga akan ngejek aku.' Kata ibu dengan sedih.
'Ibu, lupakan apa kata orang. Orang ini berusaha membunuh kita di sini, dia bikin aku sesak, aku nggak tahan lagi sama dia. Aku mungkin aja ngeracun dia suatu hari ibu. Aku nggak mau bunuh dia.' Kataku dengan frustasi, sambil ngacak-ngacak rambutku, sebelum jongkok di sampingnya.
'Adele, kamu nggak mikir kamu udah telat kerja?' Katanya, berusaha ganti topik.
'Bu, aku tau apa yang mau kamu lakuin,' Kataku, sambil berdiri, terus ngambil tasku dari meja, dan nyium pipinya.
'Aku bakal balik cepat,' Kataku, sebelum keluar rumah dengan marah. Orang itu baru aja ngerusak moodku.
Sudut Pandang Penulis
Nathan melihat tumpukan berkas di depannya dan menggerutu.
'Aku butuh sekretaris baru.' Katanya, dan benerin jasnya dengan benar.
Kamu mungkin mikir apa yang terjadi sama sekretaris lamanya, ya, dia pecat dan ngurung dia karena telat kerja.
'Wyatt!' Nathan manggil dan asistennya langsung masuk kayak nggak mau telat.
'Kamu udah nge-chat dia?' Nathan nanya, nggak ngasih dia kesempatan buat lihat.
'Udah pak, tapi dia belum bales aku,' Jawab Wyatt.
'Cariin aku sekretaris baru, besok pagi,' Kata Nathan, dan pesan muncul di HP Wyatt.
'Oke, ada kabar baik pak, dia baru aja bales chat aku,' Kata Wyatt.
'Itu kabar baik buat kamu, buat aku nggak,' Jawab Nathan dan berdiri dari kursi kantornya.
'Kirim alamat rumahku, dan bilang jumlah yang bakal aku bayar,' Kata Nathan.
'Siap pak,' Jawab Wyatt.
'Leo udah kirim duitku?' Nathan nanya.
'Belum pak dan aku udah telepon nomornya dari kemarin, tapi nggak diangkat,' Jawab Wyatt, dan Nathan langsung ngakak
Wyatt langsung mundur, antisipasi yang terburuk, dia tau bosnya cuma ngakak, kalau dia berencana melakukan sesuatu yang jahat.
'Kita kunjungi dia, aku yakin Leo bakal senang banget ketemu orang kayak aku di rumahnya,' Kata Nathan, sebelum keluar.
Wyatt menghela nafas, sebelum jalan di belakangnya.
Berjalan ke parkiran, supirnya dengan cepat buka pintu buat dia, saat dia masuk ke jok belakang.
Supir nutup pintu, dan masuk ke kursi pengemudi, dengan Wyatt di kursi penumpang di sebelahnya, sebelum dia nyalain mobil, dan nginjak pedal gas, bikin mobilnya jalan, dan beberapa menit kemudian, mereka udah dalam perjalanan, buat kunjungan Agustus ke Leo.
Nathan duduk, dengan kaki disilangkan, sambil nunggu Tuan Leo di ruang tamunya.
Tuan Leo buka pintunya dan kaget ngelihat Nathan, duduk nyaman di kursinya.
Dia buka pintu perlahan mau lari balik.
'Jangan berani bergerak sedikit pun!' Suara Nathan yang menggelegar menghentikannya dan dia berdiri diam.
Nathan berdiri dari kursi dan mendekatinya.
'Kapan kamu janji mau bayar duitku?' Asher nanya.
'Dua hari lalu pak,' Jawab Leo dengan suara gemetar.
'Dua hari lalu?' Nathan nanya dan Leo ngangguk.
'Jadi, udah kamu bayar?' Nathan nanya.
'Belum pak, tapi saya janji bakal bayar minggu depan,' Jawab Leo.
'Kamu dan aku punya perjanjian, tapi kamu nolak bayar duitku karena kamu nunggu aku nunjukkin apa yang aku punya, kan?' Nathan nanya.
'Saya minta maaf banget pak,' Kata Leo.
'Wyatt!' Nathan manggil, dan Wyatt nyamperin dia.
'Tarik dia ke mobil, aku suka kalau orang nggak tahu diri kayak kamu nolak bayar duit yang kamu pinjam!' Kata Nathan dan keluar dari rumah.
ADELE P.O.V
'Sayang, kenapa muka kamu gitu?' Temanku, Claire nanya.
'Aku cuma capek sama orang yang nyebut dirinya ayahku itu,' Kataku dan Claire langsung ngakak.
'Apa yang lucu? Ada apa sama kamu? Kenapa kamu ngakak kayak psikopat?' Aku nanya dengan marah.
'Sabar sayang, kamu nggak seharusnya mikirin ayahmu, kamu harusnya udah tau ayahmu sekarang,' Kata Claire.
'Mana laki-laki botak itu?' Aku nanya, merujuk ke Manajer kami.
'Ah, aku bakal bilang ke dia,' Kata Claire.
'Hei balik sini,' Kataku dan lari ngejar dia sebelum dia jalan ke kantor manajer.
'Selamat pagi pak.' Aku nyapa Manajerku.
'Adele, kamu capek kerja?' Manajerku nanya dan aku natap sepatuku.
'Nggak bisa ngomong?' Manajerku nanya dan ngegebrak mejanya dengan marah.
'Tuan Clerk, bisa lihat apa yang kamu sebabkan, laki-laki botak ini bakal bikin aku hipertensi hari ini.'...
JUDUL: - ORANG SAMARIA BERDARAH
SUBJUDUL:- DIJUAL KE MONSTER KEJAM.
GENRE:- ROMANSA
TAG:- PENGKHIANATAN, MILYARDER KEJAM, KEMATIAN DAN SEKS.
LOKASI:- LAS VEGAS, PARIS DAN MIAMI.
DITULIS OLEH AISHAT KEMISOLA (TIGA BINTANG)